Sabtu, 09 Juni 2012

177. Kemana iblis membawa Yesus ?

177. Clear Contradiction!

Kemana iblis membawa Yesus ?
a. Ke bubungan bait Allah lalu ke atas gunung
(Matius 4: 5-8 )
b. Ke atas gunung lalu ke bubungan bait Allah
(Lukas 4: 5-9)

Tanggapan:
*Matius 4,
5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota
Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait
Allah,
8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas
gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan
dunia dengan kemegahannya,

versus

*Lukas 4,
5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu
tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan
dunia.
9 Kemudian ia membawa Yesus ke
Yerusalem dan menempatkan Dia di
bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya:
"Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu
dari sini ke bawah,

Memang nampak bertentangan, tetapi kita harus kembali kepada apa tujuan penulis.

Dengan memperhatikan bahasa aslinya, maka kita bisa melihat bagaimana kedua penulis ini menuliskan (kata sambungnya):

*Matius,
Translit interlinear, tote {kemudian}
paralambanei {membawa} auton {Dia} ho
diabolos {iblis} eis {kedalam} tên hagian {suci}
polin {kota} kai {dan} istêsin {menempatkan}
auton {Dia} epi {diatas} to pterugion {bubung}
tou hierou {bait suci}

Translit Interlinear, palin {pula} paralambanei
{membawa} auton {Dia} ho diabolos {iblis} eis
{ke} horos {gunung} upsêlon {tinggi} lian
{sangat} kai {dan} deiknusin
{memperlihatkan} autô {kepada Dia} pasas
{semua} tas basileias {kerajaan-kerajaan} tou
{di} kosmou {dunia} kai {dan} tên doxan
{kebesaran} autôn {mereka}

*Lukas,
Translit Interlinear, kai {dan} anagagôn
{membawa naik} auton {Dia} ho diabolos
{iblis} eis {ke} horos {gunung} upsêlon {tinggi}
edeixen {ia memperlihatkan} autô {kepada-
Nya} pasas {semua} tas basileias {kerajaan-
kerajaan} tês oikoumenês {dunia} en {dalam}
stigmê {sesaat} khronou {waktu}

Translit Interlinear, kai {dan} êgagen {ia
mengantar} auton {Dia} eis {ke} ierousalêm
{yerusalem} kai {dan} estêsen {menempatkan}
auton {Dia} epi {diatas} to pterugion {bubung}
tou hierou {bait suci} kai {dan} eipen
{berkata} autô {kepadaNya} ei {jika} ho huios
{Anak} ei {Engkau adalah} tou theou {Allah}
bale {lemparkanlah} seauton {diri-Mu}
enteuthen {dari sini} katô {ke bawah}

Ternyata kitab Matius menceritakannya secara kronologis, di mana ia memakai kata sambung -tote dan palin- (kemudian -dan- pula) berbeda dengan Injil Lukas yang justru hanya memakai kata sambung -kai- (dan), yang tidak pasti menunjukkan kekronologisan melainkan bisa sebuah daftar saja.

Bahwa Injil Lukas sepertinya bercerita secara antisipatif, di mana Lukas mengurutkan pencobaan kepada Kristus mulai dari pencobaan yang ringan hingga yang berat. Berbeda dengan Injil Matius yang secara kronologi.

Dan ini sama sekali tidak salah, sebab Injil dapat menceritakan suatu kejadian dengan gaya-tulis tertentu dan Injil bukanlah sebuah novel atau buku harian Yesus yang sangat wajib diceritakan secara kronologis.

Bandingkan dengan Alquran yang juga menceritakan suatu kejadian secara tidak kronologis, di mana pada surah As-Safaat (37), ayat 11 menceritakan tentang kaum Musrik Mekah, 'lalu' ayat 37 bercerita tentang Muhammad, 'kemudian' ayat 71 tentang Kaum Quraisy, 'setelah itu' ayat 76 tentang Nuh dan pengikutnya, 'akhirnya' pada ayat 100 baru tentang penyembelihan!

Kesimpulannya, jika anda menganggap surat ini kronologis (sesuai dengan urutan waktu), maka Kaum Musrik Mekah, Muhammad dan Kaum Quraisy telah ada sebelum Ibrahim dan bahkan Nuh sendiri!

Tetapi, kayaknya yang di atas adalah inkronologi. ;)
Nah, di sinilah kita sama-sama menyadari bahwa kekronologisan tidak ditekankan pada sebuah kitab suci, itu tergantung bagaimana penulis menceritakan kejadiannya yang penting maksudnya tidaklah berbeda dan sampai.

Kalau Injil Lukas menceirtakan secara antisipatif dari yang ringan ke yang terberat, lalu bagaimana dengan inkronologisan oleh Surah As-Saffat di atas? Apa tujuan Allah SWT menceritakannya secara inkronologi?

Nb:
1. Secara Topical: CC. 134, CC. 135.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar