Pembuka:
"Pembicara pertama dalam suatu pertikaian nampaknya benar, lalu datanglah orang lain dan menyelidiki perkaranya." (Amsal 18:17)
Isi:
Umat Islam sering membicarakan kontradiksi yang terdapat dalam Alkitab.
Jumlah kontradiksi teresbut bervariasi, tergantung dengan siapa Anda
bicara. Menurut Kairanvi Izhal Ul-Haq ada 119 kontradiksi Alkitab,
sedangkan Shabbir Ally mendapatkan 101 buah pertentangan.
Merupakan kekeliruan bagi kita untuk menilai Alkitab dengan standard
yang dipinjam dari Al~Qur'an. Menurut mereka Al~Qur'an diturunkan (Nazil
atau Tanzil) dari surga tanpa diolah oleh tangan manusia. Mereka yakin,
bahwa kitab suci mereka merupakan wakyu langsung kiriman Tuhan. Dan
dengan kriteria seperti itu pula mereka memaksakan untuk mengukur
Alkitab. Padahal hal semacam ini tidak berlaku dalam Alkitab (yang telah
terwahyu jauh sebelum Al~Qur'an, menurut kriteria wahyu Alkitab).
Alkitab bukanlah sebuah buku yang disusun oleh hanya satu orang seperti
yang mereka yakini terhadap Al~Qur'an, melainkan susunan dari 66 buah
kitab-kitab, yang ditulis oleh lebih dari 40orang penulis, dan dalam
tenggang waktu 1500tahun! Artinya, seluruh isi Alkitab ditulis oleh
tangan manusia. Buktinya dapat dilihat dari pengggunaan bahasa yang
berbeda-beda, jenis tulisan yang beraneka macam, perbedaan tingkat
intelektual dan kepribadian serta kata-kata "sehari-hari" untuk
menggambarkan hal-hal ilmiah, yang digunakan oleh penulis agar dapat
dipahami oleh orang-orang pada masa tulisan itu dibuat. Tetapi, itu
semua tidak berarti bahwa Alkitab tidak dapat dipercaya karena setiap
penulis Alkitab memperoleh wahyu melalui pengilhaman ilahi.
*2 Timotius 3:16,
LAI Terjemahan Baru (TB), Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki
kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
King James
Version (KJV), All scripture is given by inspiration of God, and is
profitable for doctrine, for reproof, for correction, for instruction in
righteousness:
Textus Receptus (TR), πασα γραφη θεοπνευστος και
ωφελιμος προς διδασκαλιαν προς ελεγχον προς επανορθωσιν προς παιδειαν
την εν δικαιοσυνη
Transliterasi interlinear, pasa {seluruh} graphê
{nas Alkitab} theopneustos {yang diilhamkan Allah} kai {dan/ memang}
ôphelimos {bermanfaat} pros {untuk} didaskalian {pengajaran} pros
{untuk} elegchon {pembuktian kesalahan/ teguran} pros {untuk}
epanorthôsin {perbaikan} pros {untuk} paideian {pendidikan} tên hen
{dalam} dikaiosunê {kebenaran}
Kata yang digunakan untuk
"inspirasi" adalah θεοπνευστος - theopneustos, arti harfiahnya "tiupan
nafas Allah", yang menunjukkan bahwa ia berasal dari Allah sendiri.
*2 Petrus 1:21,
sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh
dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.
Para
menulis Alkitab mendapat "dorongan Roh Kudus". Oleh karena itu, Allah
memakai setiap penulis, termasuk kepribadiannya untuk menyelesaikan
karya-ilahi yang otoritatif, dan Allah tidak pernah salah dalam
mengilhami.
*1 Tesalonika 2:13b
…, sebab kamu telah
menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan
manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman
Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.
Dengan
cara Apakah Tuhan memberikan theopneustos (inspirasi) kepada para
penulis? Apakah dengan menggerakkan hti para penulis untuk meraih
keunggulah seperti yang kita lihat dalam karya Shakespeare, Milton,
Homer, Dickens, dan penulis-penulis besar lainnya? Atau apakah Allah
menginspirasikan firman-Nya yang tercampur dengan mitos, kesalahan
legenda, yaitu merupakan sebuah Kitab yang didalamnya terdapat firman
Atuhan yang bercampur dengan keterbatasan dan kekeliruan? Atau apakah
Allah mendiktekannya secara mekanis, sama seperti anggapan mereka
terhadap Al~Qur'an, atau apakah Tuhan memakai pikiran dan pengalaman
sang penulis sendiri.
Jawabnya mudah saja, yaitu bahwa Tuhan
selalu mengendalikan tulisan mereka, akrena Alkitab merupakan "Firman
Allah melalui kata-kata manusia" (Mc Dowell, 1990:176). Artinya, Tuhan
memakai kebudayaan serta aturan-aturan dari lingkungan si penulis,
lingkungan dimana Tuhan mengendalikan mereka melalui kedaulatanNya.
Dengan demikian, sejarah diperlakukan Allah sebagai sejarah, puisi
sebagai puisi, perumpamaan sebagai perumpamaan, kata-kata kiasan sebagai
kata-kata kiasan, generalisasi sebegai generalisasi, pendekatan sebagai
pendekatan, dan lain-lain sebagai apa adanya. Perbedaan konvensi dan
penghayatan sastra yang ada pada masa Alkitab dan masa kini, juga harus
diperhatikan. Misalnya pengkisahan yang kurang kronologis dan kutipan
yang tidak selalu tepat/sama persis, pada saat itu merupakan tradisi
yang dapat diterima dan tidak dianggap melanggar prinsip baku. Dan jika
hal serta maksud tersebut dapat dipahami, maka tidak akan muncul
dugaan-dugaan dan tuntutan yang keliru terhadap Alkitab.
pemahaman kristen tentang wahyu, pasti tidak akan dapat diterima oleh
umat Islam, karena hal itu akan menimbulkan perselisihan dengan mereka.
Seperti misalnya, Alkitab bertentangan dengan konsep Nazil atau Tanzil
(diturunkan) yang diyakini terjadi pada Al~Qur'an. Namun, mereka hanya
melihat kepada Perjanjian Baru yang telah mereka peralahkan. Mereka
tidak menuduh kitab-kitab sebelumnya, seperti Taurat dan Zabur, padahal
keduanya ini toh dianggap oleh umat islam sebagai wahyu yang sama
diilhamkan. Umat Islam percaya bahwa Musa menulis kitab taurat dan Daud
menulis kitab Zabur, tetapi anehnya mereka tidak mempermasalahkan apakah
wahyu ini diterima secara nazil (diturunkan) atau tidak. Padahal tidak!
Jika demikian, mengapa mereka menuntut hal tersebut juga berlaku pada
perjanjian Baru, apdahal kitab ini juga tidak meng-klaim demikian bagi
dirinya.
Alasan dasarnya agak terletak pada keyakinan umat
Islam bahwa Al~Qur'an adalah satu-satunya wahyu yang tidak pernah
dijamah oleh campur tangan manusia, karena itu Al~Qur'an dianggap
sebagai firman Tuhan yang paling benar dan murni, dengan demikian ia
menggantikan bahkan membatalkan wahyu-wahyu lain yang telah ada
sebelumnya, karena keterbatasan dari para penulisnya.
Ironisnya, pendapat yang neyatakan Al~Qur'an merupakan wahyu yang
diturunkan, hanya berasal dari satu orang saja, yang katanya menerima
wahyu terebut, yaitu Muhammad sendiri. Tidak ada saksi lain yang
emndukung pewahyuan Muhammad itu. Bahkan tidak ada kuasa mujizat yang
mendukung klaim Muhammad ini. Tidak ada pula dokumen lain selain
Al~Qur'an yang dapat mendukung pernyataannya. (Lihat Sejarah Kelahiran
Al~Qur'an vs Alkitab).
Bahkan jika kita abaikan sejarah awal
Al~Qur'an diatas, masalah lain akan tetap ada, yaitu ketika tradisi
Islam menyebutkan bahwa ada banyak naskah yang berbeda yag dibuat pada
saat resensi Al~Qur'an disusun pada pertengahan abad ke-7 Masehi. Mereka
mengatakan bahwa semua naskah-naskah yang menimbulkan perselisihan,
dibuang. Dengan demikian, kita tidak tahu apakah Al~Qur'an yang ada
sekarang ini sama dengan Al~Qur'an yang pertama kali disampaikan,
kecuali percaya saja.
Yang perlu diketahui oleh umat Islam adalah
bahwa orang kristen meyakini bahwa firman Tuhan, yaitu firman yang
tertulis dalam Alkitab yang ada saat ini, memang ditulis oleh manusia,
namun penulis-penulis tersebut mendapat pimpinan langsung dari Roh
Kudus.
Berbeda dengan Al~Qur'an yang disampaikan tanpa
unsusr-unsur manusia, Tuhan Alkitab justru memilih mewahyukan firmanNya
melalui manusia-manusia (nabi-nabi atau rasul-rasul), sehingga firmanNya
bukan hanya dapat disampaikan kepada orang lain secara tepat dan
menyeluruh, tetapi juga dapat dikomunikasikan menurut pemahaman dan daya
serapnya. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh Al~Qur'an jikalau ia tidak
memiliki unsur-unsur kemanusiaan seperti yang diyakini pada umumnya.
Masih terdapat masalah-malsah lain ketika orang-orang Muslim mengatakan
bahwa Alkitab memiliki banyak kontradiksi. Bila benar begitu, lalu apa
yang akan mereka lakukan terhadap otoritas yang Al~Qur'an berikan kepada
Alkitab?
Surat Al Baqarah 2:316 menegaskan bahwa tidak ada
perbedaan antara kitab suci yang telah diberikan sebelumnya dengan
Al~Qur'an :
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman
kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan
apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada
nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di
antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya"
* Surat Ali-Imran 3:2-3
[2] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.
[3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat
dan Injil.
* Surat An-Nisaa 4:136 :
Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab
yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.
Penguatan amat telak
terhadap wewenang (otoritas) Perjanjian Lama (Taurat) dan Perjanjian
Baru (Injil), dapat kita lihat dalam Surat 10:94 yang menyatakan bahwa
jika timbul keragu-raguan terhadap Qur'an, maka umat Islam disarankan
untuk membaca kitab-kitab sebelumnya :
* Qs 10:94
Maka
jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami
turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca
kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari
Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
ragu-ragu.
Jadi, surat-surat Al~Qur'an dengan jelas mendukung
kabsahan dan otoritas Taurat serta Injil sebagai wahyu Tuhan. Ini justru
menunjuk kepada apa yang diyakini oleh orang Kristen.
Kenyataannya, tidak ada sedikitpun peringatan dalam Al~Qur'an bahwa
kitab-kitab sebelumnya telah terpalsukan, atau terdapat pertentangan
didalamnya (yang ada adalah usaha sebagian orang Yahudi untuk
menyelewengkannya). Jika memang Al~Qur'an adalah kitab yang berisikan
wahyu lengkap dan final. Dan jika Al~Qur'an memang adalah Kitab yang
menjadi penutup bagi kitab-kitab lainnya seperti yang di-klaim oleh umat
Islam, tentunya penulis Al~Qur'an akan memberi peringatan serius kepada
pembacanya bahwa kitab-kitab sebelumnya telah terpalsukan. Tetapi,
tidak pernah ditemukan satu pun ayat petunjuk dalam Al~Qur'an yang
menuduh bahwa didalam Alkitab terdapat eprtentangan, atau bahwa Alkitab
telah terpalsukan, atau bahwa itu harus diharamkan, dibakar dll.
Beberapa orang Islam mempertahankan pernyataan dalam Surat 2:140 yang
menyatakan bahwa orang-orang Yahudi dan Kristen telah menyelewengkan
kitab-suci mereka. Ayat ini berbunyi:
* Qs 2:140
ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa
Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, adalah penganut agama
Yahudi atau Nasrani? Katakanlah: "Apakah kamu yang lebih mengetahui
ataukah Allah, dan siapakah yang lebih lalim daripada orang yang
menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah
sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan http://quran.al-islam.com/Targama/DispT ... =140&t=ind
Padahal ayat ini sama sekali tidak menyatakan bahwa orang Yahudi dan
Kristen telah memalsukan Kitab-Sucinya. Disini hanya dikecam bahwa
orang-orang Yahudi tertentu telah menyembunyikan "kesaksian yang mereka
dapatkan dari Tuhan". Dengan kata lain, kesaksian ilahi itu tetap ada
(untuk itulah surat-surat dalam Al~Qur'an menasehati umat Islam untuk
tetap menghargai kitab-kitab suci sebelumnya), walaupun sebagian
penganutnya memilih untuk tidak mengungkapkan (alias menyembunyikan)
kesaksian itu. Alhasil, ayat ini justru semakin memperkuat kredibilitas
kitab-kitab sebelumnya, yaitu bahwa kesaksian dari Tuhan sungguh-sungguh
terdapat diantara masyarakat Yahudi.
Kebanyakan kontradiksi
yang dipermasalahkan sebenarnya bukanlah kesalahan sama sekali,
melainkan hanya kesalahan dalam memahami konteks ayat atau yang tidak
lebih daripada kesalahan pembuat salinan ulang. Menjelaskan jenis
kesalahan yang pertama adalah lebih mudah, sedangkan untuk kesalahan
yang kedua perlu lebih banyak perhatian.
Seperti yang kita ketahui,
Perjanjian Lama (PL) ditulis pada abag ke 17 s/d 5 sebelum Masehi diatas
kulit-kulit dan Papyrus yang mudah rusak, sehingga perlu terus menerus
disalin ulang selama lebih dari 3,000 tahun, dan Perjanjian Baru disalin
ulang selama 1,400 tahun, oleh masyarakat yang terserak ke pelbagai
komunitas di tempat-tempat dan benua yang berbeda-beda, tetapi isinya
tidak mengalami perubahan mendasar.
Dewasa ini, banyak
catatan-catatan yang usianya tua ditemukan sehingga dapat mendukung
pembuktian tulisan kitab-kitab yang telah ada. Kitab Perjanjian Baru
(PB) sendiri memiliki 5,300 naskah dan fragmen (bagian-bagian naskah)
dalam bahasa Yunani, 10,000 naskah latin Vulgate dan 9,300 naskah tua
dalam terjemahan bahasa lainnya.
Dengan kata lain, PB memiliki
lebih dari 24,000 salinan naskah untuk digunakan!. Jelas bahwa luasnya
per-naskah-an ini memungkinkan kita membuat gambaran terhadap setiap
ayat variant (tidak baku) yang selalu akan ada. Dimana muncul variant
tertentu, maka teks tersebut kemudian diidentifikasi dan disisihkan
untuk dijadikan catatan kaki pada ayat yang bersangkutan. Tetapi hal
tersebut tidak membuat Alkitab menjadi cacat (ketika kita
membandingkannya dengan tulisan aslinya).
Orang Kisten dengan
senang hati mengakui, bahwa ada "ketidak sempurnaan" dalam penyalinan
ulang terhadap PL dan PB. Tetapi hal seperti itu memang diluar kemampuan
manusia manapun untuk dihindari, karena menyalin ulang halaman demi
halaman dengan tangan secara manual akan menghasilkan kesalahan
manusiawi, baik untuk buku suci maupun sekuler. Apalagi kalau naskahnya
yang akan dialin itu sudah buram ditelah usia dan cara penyimpanan yang
tidak bisa sempurna. Namun, kita tahu bahwa naskah aslinya (yang disebut
autograph, yaitu yang diinspirasikan langsung oleh Tuhan kepada penulis
Alkitab) tidak akan memiliki kesalahan sedikitpun juga . Tetapi
berhubung dokumen-dokumen yang asli telah ditulis pada masa yang amat
lampau, maka dokumen tersebut tidak dapat lagi ditampilkan.
Para analis naskah kuno mencatat bahwa setiap orang yang menulis ulang
(juru-tulis atau penyalin ulang) cenderung membuat 2 jenis kesalahan
dalam penulisan salinan kitab :
Yang pertama berhubungan dengan
ejaan nama-nama (apalagi nama-nama aneh dan asing). Dan yang kedua
berkenaan denga bilangan-bilangan. Kenyataan bahwa kedua jenis
"kesalahan" ini saja yang utamanya mulcul dalam salinan Alkitab semakin
membuktikan bahwa kesalahan-kesalahan dalam naskah Alkitab hanya
dilakukan oleh para penyalin ulang belaka. Jika memang benar bahwa
pesan-pesan Alkitab asli-lah yang bertentangan, maka tentulah buktinya
dapat ditemukan dalam isi Alkitab itu sendiri. (Archer 1982:221-222).
Yang perlu disadari oleh kita semua adalah bahwa tidak ada satupun
perbedaan dalam serentetan salinan ulang Alkitab yang sampai ke tangan
kita itu, menggeser atau mengubah doktrin Alkitab itu sendiri. Justru
Roh Kudus telah melakukan "campur tangan" dan menjaga agar penyalinan
ulang teks Alkitab jangan sampai menggeser ajaran-ajaran doktrinal itu
sendiri.
(Catatan : Bila ada yang menjahili Alkitab agar
ajarannya terselewengkan, maka tentulah sasaran penjahilnya bukan pada
tetek-bengek angka dan huruf yang sama-sekali tidak ada bobot
signifikansinya terhadap ajaran doktrinal itu sendiri!)
Tuhan menjadikan kebenaran FirmanNya lewat pewahyuan/pengilhaman. Namun
Tuhan tidak pernah berjanji tidak ada keteledoran dalam penulisan ulang
Alkitab. Maka dapat dipastikan bahwa naskah asli Alkitab (autograph)
merupakan ilham dari Tuhan sendiri yang tidak ada cacatnya. Karena itu
kita perlu menjadikan kritik-kritik yang ada sebagai alat untuk
menemukan keteledoran yang mungkin saja terdapat dalam salinan ulang
Alkitab.
Secara keilmuan, teks Alkitab dalam bahasa Ibrani dan
Yunani terbukti amat terpelihara dalam Alkitab, sehingga bersama
Westminter Confession, kami mampu menegaskan bahwa dibawah penjagaan
Tuhan, maka keabsahan dan otoritas Kitab Sudi tidak sedikitpun
dirusakkan oleh adanya salinan ulang yang "kurang sempurna" dalam
bentuknya, bukan dalam isi dan pesan-pesan doktrinalnya.
Kesempurnaan dan kebenaran A;lkitab sebagai firman yang menyelamatkan
umat mansuia ini tepat diibaratkan dengan bahtera nabi Nuh yang
dirancang secara khusus oleh Tuhan sendiri. Maka apa yang dirancang
Tuhan itu tentu benar dan sempurna, tanpa kekurangan atau kesalahan.
Namun pembuatan bahtera itu dilakukan oleh manusia-Nuh yang tidak
sempurna untuk sebuah misi penyelamatan yang sempurna!
Mungkinkah itu?
Nuh tidak tahu ilmu kelautan, juga awam di bidang perkapalan raksasa.
Bahkan pada masa itu, tidak mungkin ada perkakas pertukangan yang
memadai untuk proyek raksasa ini!
Secara ilmu dan tekhnologi modern,
pastilah mudah ditemukan kekurangan, kekasaran, dan keanehan-keanehan
produk yang dihasilkan oleh Nuh. Bahkan Anda bisa mencurigai tingkat
kekedapan air yang dimiliki bahtera itu. Pasti Mustahil mencapai
kesempurnaan!
Namun siapakah diantara kita yang bisa menyangkal
bahwa ternyata kapal Nuh itu benar-benar sempurna dan benar untuk
melaksanakan misi penyelamatan yang diinginkan Tuhan?!
Secara
Analogi, Tuhan-pun mampu membuat Alkitab cukup sempurna melalui dan di
dalam keterbatasan manusia. Firman Tuhan yang tidak terbatas, yang harus
"diturunkan" kedalam dunia yang terbatas, tentu mengadopsi unsur-unsur
keterbatasan yang bisa dianggap sebagai "lemah, salah, penuh kekurangan,
dan tidak sempurna". Namun sungguh ia justru tidak pernah kehilangan
kewibawaan dan kemampuannya untuk tampil sebagai Alkitab yang benar dan
sempurna!
Sumber :
Jay Smith, Alex Chowdhry, Toby Jepson, James Schaeffer, http://debate.org.uk/topics/apolog/contrads.htm
Penutup:
Judul: Membersihkan Kontradiksi
Pertama Tayang dan Terakhir: 15 Januari 2012 - 15 Juni 2012
Durasi: ~1 - 2 pembersihan per day
Pemosting:
~ KME
~ JAS
~ other
Sumber Jawaban:
~ http://thebereans.net/?contra-r12.shtml
~ http://www.sarapanpagi.org/inkonsistensi-kontradiksi-alkitab-vt566.html
~ www.jesus.net/
~ other
Dialihkan:
http://clearcontradiction-hsh.blogspot.com/
Pujian:
Kami Datang Di Hadirat-Mu
Dalam Satu Kasih, Dengan Bersehati
Berjanji Setia Sampai Akhir
Mengasihi-Mu, Yesus
Bersama Keluargaku Melayani Tuhan
Bersatu S'lamanya Mengasihi Engkau
Tiada Yang Dapat Melebihi Kasih-Mu Ya Tuhan
Bagi Kami Engkau Segalanya
Gelombang Badai Hidup
Coba Menghalangi
Namun Kuasa Tuhan
Buka Jalan Kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar