Jumat, 20 April 2012

10. Waktu Adam memakan buah larangan, seharusnya pada hari itu Adam mati atau tidak?

10. MENJAWAB TUDUHAN KONTRADIKSI!

Waktu Adam memakan buah larangan, seharusnya pada hari itu Adam mati atau tidak?
a. Tuhan melarang Adam memakan buah larangan, jika dilanggar maka Adam akan mati hari itu juga (Kejadian 2:17)
b. Adam memakan buah larangan itu, dan tetap hidup selama 930 tahun (Kejadian 5: 5)

Tanggapan:
Salah memahami cara kerja Allah

* Kejadian 2:17, (a)
tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.

VS

* Kejadian 5:5, (b)
Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.

Alkitab menggambarkan
kematian dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Mati secara fisik, yang ditandai dengan berakhirnya kehidupan.
2. Mati secara roh, yang ditandai dengan terputusnya hubungan dengan Allah.
3. Kematian kekal, yaitu di dalam neraka.

Pada obsen a berbicara tentang kematian rohani, sedang pada obsen b adalah kematian fisik.

Allah mengancam Adam bila melanggar maka ia akan mati (secara roh, sebab pada waktu itu mereka belum bercela/ berdosa).

Kejatuhan Adam ke dalam dosa membuat dirinya terlihat dalam ketelanjangan/mati. Dalam konsep Kristen maupun Islam, secara mata iman seorang berdosa diibaratkan hidup dalam ketelanjangan sebaliknya mereka yang kudus dan suci nampak memakai pakaian.

Adam memiliki hubungan langsung dengan Allah, ia senantiasa hidup dalam roh, tetapi oleh pelanggarannya hidup dalam roh itu mati. Sehingga dapat dinyatakan bahwa Adam dan Hawa lebih memilih tunduk kepada kematian jasmania.

Ironisnya, peristiwa diusirnya Adam dari Taman Eden juga terdapat dalam Al~Qur'an :

* QS 2,
36 Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan".
37 Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
38 Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Keduanya diusir keluar tanpa alasan, sebab (seperti yang diyakini oleh umat Islam) Adam telah diampuni dosanya. 

Bila tidak berdosa, tentulah mereka tidak akan kehilangan Firdaus, suatu tempat yang memang diciptakan Allah tadinya bagi ciptaan-Nya semula.

Ini merupakan contoh bagaimana Al~Qur'an meminjam cerita dari Kitab sebelumnya, tanpa pemahaman sebenarnya atau signifikansinya, sehingga tercipta asumsi sendiri yang melatari tuduhan kontradiksi diatas.

Dalam keimanan Kristiani, satu-satunya cara untuk lolos dari semua aspek kematian rohani ini ialah melalui Yesus Kristus yang telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Dengan kematian-Nya Ia mendamaikan kita dengan Allah, sehingga memutarbalikkan pemisahan dan pengasingan rohani yang dihasilkan dosa.

Oleh kebangkitan-Nya, Ia mengalahkan dan mematahkan kuasa Iblis, dosa, dan kematian jasmania. Umat Allah di Perjanjian Lama sudah bersaksi bahwa orang percaya tidak akan selamanya tinggal di dalam kubur. Sekalipun orang percaya di dalam Kristus memiliki jaminan hidup kebangkitan, mereka masih harus mengalami kematian jasmania. Tetapi orang percaya menghadapi kematian dengan sikap yang berbeda dari orang tidak percaya. Haleluya!

NB:
1. Dalam konsep agama Islam, dikatakan bahwa sebelum kejatuhan Adam ke dalam dosa, ia tinggal di surga (2:36-38).

Berbeda dengan konsep agama Yahudi dan Kristen, yang menyatakan bahwa sebelum dan setelah Adam jatuh ke dalam dosa, ia tinggal dan tetap tinggal di bumi (Kej. 2:8), sebab tujuan manusia diciptakan memang adalah sebagai penghuni bumi, yang akan berkuasa atas burung-burung di udara, ikan-ikan di laut, ternak dan seluruh isi bumi (Kej. 1:26). Berbeda konsep, padahal Islam mengakui diri sebagai ajaran baru (kelanjutan) setelah Kristen dan Yahudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar