Jumat, 20 April 2012

8. Tuhan puas atau tidak dgn ciptaan-Nya

8. MENJAWAB TUDUHAN KONTRADIKSI!

Tuhan puas atau tidak dgn ciptaan-Nya
a. Puas (Kejadian 1:31)
b. Kecewa (Kejadian 6:5-6)

Tanggapan:
Saya tidak melihat pertentangan sama sekali, karena pada obsen a berbicara tentang Perasaan Allah sebelum manusia jatuh ke dalam dosa, sedangkan obsen b adalah setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Menyadari hal ini, sama sekali tidak ada yang bertentangan!

* Kejadian 1:31, (a)
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Ayat di atas, tidak menuliskan bahwa Allah puas, tetapi bahwa yang diciptakan Allah itu baik adanya. Dan ingat!, perkataan/perasaan ini sendiri sebelum jatuhnya manusia ke dalam dosa.

* Kejadian 6:5-6, (b)
Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

Perasaan ini adalah setelah jatuhnya manusia ke dalam dosa yang membuat Allah kecewa karena pekerjaan Allah yang amat baik itu telah dirusakkan oleh manusia yang memberontak kepada Allah. Tentu saja hal ini begitu mengecewakan Tuhan, mana mungkin Tuhan bergembira dengan pelanggaran itu.

Jadi, apakah yang seperti ini yang disebut kontradiksi?

NB:
1. * Kejadian 6:6,
maka menyesalllah TUHAN,

Allah menyesal?

Tanggapan:
Kita tidak boleh lupa, bahwa segala pembicaraan kita tentang Allah adalah selalu kurang lebih antropomorf (majas, bersifat manusia).

Ini bukan suatu hal yang jahat. Sebab Allah sendiri mau berbicara kepada kita dalam bentuk-bentuk antropomorf, supaya "pernyataan-Nya" dapat dimengerti oleh manusia.

Dalam bahasa asli,
Hebrew,
הָוהְי םֶחָּנִּיַו םָדָאָה־תֶא הָׂשָע־יִּכ ץֶרָאָּב
בֵּצַעְתִּיַו
־לֶא
׃וֹּבִל
Translit interlinear,
VAYINÂKHEM {dan Dia menyesal} YEHOVÂH {TUHAN} KÏ-'ÂSÂH {karena Dia menjadikan} 'ET-HÂ'ÂDÂM {manusia itu} BÂ'ÂRETS {di bumi} VAYIT'ATSÊV {dan memilukan} 'EL-LIBÕ {hati-Nya}

Kata "menyesal" di terjemahkan oleh LAI dari kata "NÂKHAM". Bahasa Ibrani םחנ - NÂKHAM secara konseptual kata bermakna "tidak sesuai dengan yang dikehendaki sehingga memerlukan penghiburan, hal-hal yang tidak memuaskan hati".

Kita juga harus ingat, bahwa kata "menyesal" atau pun "maaf", tidak selamanya berkaitan oleh orang yang telah berbuat salah, seperti contoh:

"Saya menyesal melihat tingkah lakumu seperti ini"

"Presiden menyesalkan kasus kecelekaan pesawat Mandala di Medan"

"Saya minta maaf atas kekalahanmu", d.l.l.

Kata "menyesal" dan "maaf" dalam arti konseptual juga berlaku di Indonesia, seperti lihat contoh terakhir, 

"Saya minta maaf atas kekalahanmu", padahal "kekalahan" temannya itu bukan karena ia. Atau contoh kedua, kecelakaan pesawat bukan kesalahan presiden tetapi kenapa Presiden menyesal?

2. Majas Antropomorfisme (dalam bentuk manusia) sedikit sama dengan majas Personifikasi, yang menggambarkan sesuatu secara manusiawi. Allah digambarkan oleh Penulis Alkitab secara antropomorfisme, misal dikatakan "tangan Allah", "mata Allah", "Allah murka", "Allah sedih", dan lain-lain, adalah contoh dimana sosok dan perasaan Allah digambarkan dengan cara antropomorf agar sekiranya lebih dimengerti. Allah dalam Alquran juga senantiasa menggambarkan diri-Nya dengan cara antropomorf, memiliki; tangan (QS. 38:75, QS. 5:64), mata (QS. 52:48), tempat (QS. 7:54), Roh (QS. 15:29), dan lain-lain.

Sumber: Bekker, F. L. 1965. Sejarah Kerajaan Allah: Geschiedenis der Gods openbaring, hal23. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar