Rabu, 09 Mei 2012

101. Bapa lebih besar daripada Aku YOHANES 10:38 & 14:11 VS YOHANES 14:28.

101. Contradiction Cleared Up!

Bapa lebih besar daripada Aku
YOHANES 10:38 & 14:11 VS YOHANES 14:28.

Tanggapan:
* Yohanes 10:38, (a)
tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."

* Yohanes 14:11, (a)
Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

* Yohanes 14:28, (b)
Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.

Bapa memang lebih besar daripada Manusia Yesus, tetapi itu hanya dalam waktu yang singkat, pada saat Ia berinkarnasi --menjadi manusia--.

Kita perlu mengetahui, bahwa kedatangan Yesus ke bumi bukan untuk memamerkan segala apa yang Ia miliki melainkan dalam Karya Penyelamatan yang senantiasa Ia lakukan dengan Jiwa Kemanusiaan, dalam hal ini Ia telah sepenuhnya mengosongkan diri-Nya!;

* Filipi 2:6-8,
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Inilah konsep inkarnasi yang digunakan oleh Tuhan:

1. Mengosongkan Diri, dalam hal ini Dia sepenuhnya telah menjadi Manusia.

Oleh "pengosongan diri" tersebut, Dia telah layaknya menjadi manusia yang dapat merasakan lapar, lelah, dsb

2. Menjadi sedikit lebih rendah dari Bapa (Hakikat Ketuhanan)

3. Menjadi Seorang Hamba

Hal ini Dia lakukan sesuai dengan visi yang disampaikan dalam Filipi 2:8, yaitu "mati di kayu salib" untuk menggenapi nubuat dalam Kitab Yesaya 53.

Dia melakukannya untuk menggantikan korban persembahan yang tidak layak dihadapan Allah. Sebab seekor hewan (konsep Perjanjian Lama) tidak layak menyelamatkan manusia, melainkan harus ada harga sebanding yaitu manusia dengan manusia. (baca: Ibrani 10)

Namun tanpa konsep inkarnasi di atas, Yesus Kristus dianggap curang sebab keselamatan tanpa pengorbanan --adanya ketersiksaan dan derita-- adalah tidak sesuai dengan konsep Perjanjian Lama, yang dimana anak domba yang dipersembahkan pastinya mengalami kesakitan dan kematian. Tetapi misalkan dengan Jiwa Ketuhanan-Nya, pastinya seganas dan sekeras apa pun penyiksaan itu tidak menimbulkan efek apa pun.

Barulah setelah Dia menyelesaikan segala visi-Nya itu, Ia telah kembali kepada Jiwa Ketuhanan-Nya,

* Matius 28:18,
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Lalu mengajak semua orang untuk menjadi murid-Nya, dari bangsa mana pun itu. Satu hal yang menarik bahwa hal ini dikatakan oleh Yesus Kristus untuk merespon keragu-raguan separuh murid yang tidak mau ikut menyembah-Nya.

Jadi, frasa "Aku kembali kepada Bapa-Ku", dapat diartikan bahwa Yesus Kristus akan kembali kepada kedudukan-Nya sebagai Tuhan, sesuai dengan nubuat nabi Daniel di bawah ini,

* Daniel 7:13-14,
13 Aku terus melihat dalam penghilatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya, dan dibawa ke hadapan-Nya.
14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.

Anak Manusia adalah gelar yang sering digunakan Yesus Kristus untuk merujuk kepada diri-Nya. Sedangkan Dia Yang Lanjut Usia-Nya --orang tua-- adalah sebutan untuk Bapa-Nya. Drama ini dikenakan ketika Yesus Kristus menyelesaikan visi-Nya sebagai Manusia, di mana kepada-Nya akan diberikan --secara hurufiah, kembali-- kuasa di sorga dan di bumi.

Pada pengosongan diri-Nya, Yesus juga disebut lebih rendah daripada para malaikat-Nya,

* Ibrani 2:9,
Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

Nb:
1. Amat sulit bagi kita untuk memahami konsep ini. Sebab Yesus Kristus adalah pribadi yang unik, Ia adalah 100% Tuhan dan 100% pula Manusia.

Ketika menjadi Manusia, Yesus betul-betul telah mengosongkan Diri-Nya. Bukti-Nya di beberapa bagian Alkitab kita menemukan diri-Nya sedang kehausan, kelaparan, dan kelelahan. 

Namun Konsep Kemanusiaan-Nya itu tidak berlangsung selamanya. Sebab pada akhirnya, setelah mengerjakan segala visi-Nya, Ia telah kembali kepada Bapa.

Kembali dengan segala kesuksesan visi-Nya tersebut, sesuai nubuat di bawah ini,

* Yesaya 55:11,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang kusuruhkan kepadanya.

Lihat, semua bagian yang terjadi dalam diri Kristus telah dinubuatkan --ramalkan-- ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

2. Tuhan di bumi, sorga kosong? Siapa wakil Tuhan pengatur alam semesta?

Konsep Illahi. Konsep Illahi sepakat menyatakan bahwa bagi Tuhan tak ada yang mustahil.

Konsep Illahi dengan bunyi:
Tuhan tidak terikat oleh ruang dan waktu.

Penjabaran dari konsep ini, bahwa adalah tidak mustahil bila Tuhan hadir di 2 tempat atau lebih dalam waktu bersamaan. Sama sekali tidak terikat sehingga Tuhan dapat hadir di mana saja.

Kehadiran Tuhan Yesus di bumi tidak menyebabkan sorga kosong, sebab Tuhan adalah pribadi yang jamak, Ia memiliki roh yang tidak terhitung jumlahnya.

Coba perhatikan firman di bawah ini,

* Yesaya 55:11,
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang kusuruhkan kepadanya.

Seperti itulah kejamakan pribadi Tuhan. Ia mengutus firman --roh-- yang keluar dari mulut-Nya --bagian dari diri-Nya-- untuk suatu visi dan pastinya roh itu akan kembali dengan kesuksesan visinya.

Kejamakan atau Ketritunggalan bukan berbicara tentang banyaknya Tuhan, melainkan tentang Keesaan Allah yang satu tiada bandingannya.

3. Di Alquran ada pernyataan bahwa Tuhan kita dengan Tuhan mereka adalah satu:

* QS. 29:46,
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang lalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhan kamu adalah satu; dan kami hanya kepadanya berserah diri."

3 komentar:

  1. Amat sulit kaerna memhami 100% - 100%.
    Perhatikan kontek waktu .. dan ALLAH itu ROH, ALlah itu Esa .. akam mudah

    BalasHapus
  2. karya penyelamatan ya. tuhan anda penuh sandiwara.. padahal tuhan itu punya sifat dan punya kuasa yaitu maha ampun. tinggal mengampuni aja pakek sandiwara2 salib2an begitu. kenapa? terus yang mengampuni dosa ibrahim, moses, solomon, yakub itu siapa bro?

    BalasHapus
  3. Kita harus berasas "praduga tak bersalah", istilahnya "tabayun" marilah kita tanyakan kepada ibunya Yesus, yang mulia perawan Maria tentang anaknya itu.
    Netijen : "wahai bunda Maria, benarkah Yesus itu Tuhan?"
    Bunda Maria : "astaghfirullaahil 'adzim, inna lil laahi wa inna ilaihi rajiun, anakku bukan Tuhanku"

    Jelas sekarang, Yesus itu bukan Tuhan. Dan Yesus tidak mengaku Tuhan, beliau sependapat dengan ibunya. NO INCARNATION WHATSOEVER!

    BalasHapus