Rabu, 09 Mei 2012

36. Apakah Yosua dan orang-orang Israel menaklukkan Yerusalem

36. MEMBERSIHKAN KONTRADIKSI!

Apakah Yosua dan orang-orang Israel menaklukkan Yerusalem
a. Ya (Yosua 10:23,40)
b. Tidak (Yosua 15:63)

Tanggapan:
Penuduh salah mengartikan atay memahami ayat di sini. Pada obsen (a), Yosua memang membunuh raja Yerusalem, beserta sahabat-sahabat raja,

* Yosua 10, (a)
23 Dilakukan oranglah demikian, kelima raja itu dikeluarkan dari gua itu dan dibawa kepadanya: raja Yerusalem, raja Hebron, raja Yarmut, raja Lakhis dan raja Eglon.
26 Sesudah itu Yosua membunuh raja-raja itu, dan menggantung mereka pada lima tiang, dan mereka tinggal tergantung pada tiang-tiang itu sampai matahari terbenam.

Tetapi Yosua tidak menaklukkan sama sekali kota Yerusalem, kota yang direbut pada pasal ini ada enam kota dan di antaranya tidak ada kota Yerusalem, berikut ke-6 kota tersebut:

1. Makeda (28)
2. Libna (29)
3. Lakhis (31)
4. Eglon (34)
5. Hebron (35)
6. Debri (38)

Jadi, pernyataan obsen (b) bahwa,

* Yosua 15:63, (b)
Tetapi orang Yebus, penduduk kota Yerusalem, tidak dapat dihalau oleh bani Yehuda. Jadi orang Yebus itu masih tetap diam bersama-sama dengan bani Yehuda di Yerusalem sampai sekarang.

Tidaklah bertentangan dengan obsen (a). Karena amat jelas dikatakan hanya raja-nya saja yang ditaklukkan! Haleluya!

NB:
1. Dalam ayat 40 & 41 digambarkan batas-batas wilayah peperangan ini, serta apa yang terjadi di daerah selatan dan barat kota Yerusalem. Dan Gibeon, yang menjadi batas sebelah timur daerah ini, masih terletak jauh, yaitu kurang lebih 10 mil dari barat laut Yerusalem. Maka dalam Yosua 10 tidak diceritakan bahwa kota Yerusalem diduduki.

Hal ini diperkuat dalam Yosua 15:63 yang menyatakan bahwa Yosua tidak menghalau penduduk setempat di Yerusalem.

2. Hukum Perang terdapat dalam Ulangan 20:1-20. (perang suci dalam memerangi bangsa/kelompok penyembah-penyembah berhala yang dinyatakan sebagai musuh Allah bangsa Israel pada zaman Perjanjian Lama).

3. Masa Perjanjian Lama adalah masa di mana Allah Menyatakan Diri kepada bangsa Israel, bangsa pilihan Allah untuk menunjukkan keagungan-Nya, karena Israel inilah bangsa yang ditunjuk sebagai perpanjangan tangan Tuhan, di mana melalui bangsa Israel kita melihat kuasa Allah, utusan atau para nabi-Nya dan lain sebagainya yang telah dikemas ke dalam sebuah Kitab. (Yes. 49). Hal ini tentulah sulit, sekali pun Allah telah menyisakan keluarga Nuh sebagai keluarga yang mengenal Allah satu-satunya, namun perkembangannya ke depan manusia semakin hidup dalam penyimpangan. Sehingga Allah harus mengambil sikap untuk memperlihatkan kebesaran-Nya dengan memberikan kemenangan-kemenangan kepada bangsa Israel ketika mereka berperang dan kekalahan apabila bangsa Israel "berzinah" dengan menyembah allah-allah lain. Di sini kita juga bisa lihat, di nana Tuhan menghajar bangsa-bangsa lain terlebih kepada mereka yang memusuhi dan menyesakkan bangsa Israel.

Pengenalan akan Allah adalah bagian yang cukup penting, sebab Anda tentu tidak akan mempercayai kehidupan Anda kepada orang yang belum Anda kenali, boro-boro dikenali, kalau pun kenal, Anda tentu harus tahu siapa Dia, dan mengapa Anda harus berserah dan mempercayakan hidup Anda kepada-Nya!

Di dalam Perjanjian Lama semuanya merupakan typologi (bayang-bayang) dari kenyataan yang akan datang, sebagian besar diterapkan dalam konteks jasmani (yang pada dasarnya pasti binasa), umat Israel dilarang makan ini makan itu, lakukan ini lakukan itu, juga peperangan umat Israel masih antar manusia di mana Allah mengambil Israel (satu saja) sebagai "tim-Nya" untuk merebut kota dan melawan bangsa-bangsa paganisme (begitu banyak) yang berusaha menganggu ketentraman mereka dan bahkan kerap kali membuat orang Israel menyimpang juga, sampai korban keselamatan yang puncaknya pada kematian Yesus di kayu salib (sebelumnya orang Israel menyerahkan anak domba, anak lembu dan lain sebagainya). Kematian Yesus di kayu salib adalah sebagai ketuk palu bahwa "kesementaraan" itu telah berakhir dan saatnya kita melawan musuh kita yang sebenarnya, yaitu iblis, si ular tua itu yang telah menjatuhkan nenek moyang kita ke dalam dosa, dalam hal ini kita telah memasuki "Perang Rohani" atau istilah kerennya "Spiritual War".

Tuhan Yesus telah membaharui "perintah-perintah jasmani" itu ke konteks rohaniah. Di mana bukan yang masuk ke mulut yang menajiskan orang melainkan apa yang keluar (umpetan, caci maki, gosip dan lain sebagainya) sebab yang masuk ke dalam mulut pasti di buang juga ke jamban (Mrk. 7:18-23). Dan juga mengenai Kiblat bahwa semua orang Percaya harus menghadap ke Yerusalem tidak berlaku lagi, sebab Allah itu Roh dan barangsiapa mau menyembah Dia harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran. (Yoh. 4:26) Nampak sejak mula pelayanan-Nya, Tuhan Yesus telah mengajarkan konteks-konteks yang akan digenapi itu.

4. PEPERANGAN
Sangatlah tidak sesuai bagi orang Kristiani untuk mengambil nyawa orang lain (Mat. 5:38-48; Luk. 6:27-36). Walaupun kita sekarang masih hidup di dunia ini, tetapi ajaran Kristen tidak membawa perang duniawi (2 Kor. 10:3).

Senjata umat pilihan diperlengkapi dengan kuasa Allah untuk meruntuhkan benteng-benteng bukanlah senjata duniawi, dan umat tidak berjuang secara duniawi (2 Kor. 10:3-4).

Jadi, merupakan kewajiban umat Kristen tidak lagi melakukan hal-hal lahiriah saja tetapi aspek rohani adalah lebih penting.

Ada baiknya pula kita baca ayat-ayat di bawah ini yang temanya adalah “Spiritual War”:

* 2 Korintus 10,
3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi,
4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi,.melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng.
5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,
6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.

Dalam Spiritual War/Peperangan Rohani ini, umat Allah memerlukan perlengkapan senjata dari Allah.

Bagaimana menjadi pejuang yang baik untuk berperang dengan musuh-musuh kita itu?,

Rasul Paulus memberikan nasehat hendaknya sebagai Laskar Kristus kita mempunyai perlengkapan rohani yang dijelaskan secara rinci dibawah ini:

PERLENGKAPAN ROHANI
* Efesus 6,
10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya.
11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis;
12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.
14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan,
15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera;
16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat,
17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah,

Umat Allah diibaratkan sebagai seorang prajurit dalam peperangan rohani itu:

* 2 Timotius 2,
3 Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Peperangan Rohani adalah praktek sehari-hari dari orang-orang yang percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Musuh yang kita hadapi bukanlah manusia melainkan iblis (ayat 12).

* Yakobus 4:7,
Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!

Sebagai seorang laskar/prajurit mari kita lebih waspada terhadap musuh kita si iblis, terutama terhadap tipu muslihatnya. Alkitab mencatat bahwa Hawa jatuh ke dalam dosa karena tipu muslihat iblis.

Sebelum kita maju berperang kita perlu berlatih dahulu, kita perlu mengenal senjata yang akan dipakai dengan baik dalam peperangan itu, dan perlu tahu juga apa kelebihan dan kekuatan musuh kita.

Semakin banyak jam terbang atau pengalaman berperang maka tentara tersebut akan makin mahir berperang.

Inilah peperangan sesungguhnya dalam iman Kristiani. Haleluya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar